Saya adalah anak perempuan yang mungil, saya lahir pada tanggal 28 Februari 1996 pukul 08.35 dengan bobot 1,4 ons, karena saya lahir prematur yakni 6 bulan 17 hari. Saat usia 3 tahun, saya disekolahkan di sebuah TK yang ada didesaku, karena dulu belum ada PAUD. Saya lulus TK pada tahun 2000, kemudian melanjutkan SD. Singkat waktu, saat pengumuman UN tiba, saya dinyatakan lulus. Tahun 2007 saya lulus SD kemudian melanjutkan ke SMP swasta, menurut saya meskipun SMP saya swasta, saya harus wajib mendapatkan prestasi. Setiap hari saya belajar dengan giat agar mendapatkan juara kelas, tetapi saat SMP saya hanya mendapatkan dua prestasi kelas yakni semester dua kelas VII dan kelas IX SMP saat kelulusan. Saat itu setiap malam saya belajar, kemudian setiap jam 2 pagi saya belajar lagi, saya rasa jika belajar tengah malam, materi akan cepat masuk dan mudah dipahami. Tidak hanya belajar tetapi dibarengi dengan ibadah tengah malam. Tentu berkat perjuangan, semangat dan doa hasilnya tidak sia-sia, karena suatu proses yang panjang, kegagalan yang selalu memotivasi saya dan hasil yang memuaskan adalah suatu KEBANGGAAN bagi saya. Waktu PSB pun tiba, persyaratan sudah dilengkapi dan tinggal menunggu hasil. Selang beberapa minggu, akhirnya diumumkan juga. Syukurlah namaku tercantum sebagai siswa/i yang diterima di SMA tersebut. Dengan diterimanya saya, saya akan berjanji menuntut ilmu sebaik-baiknya dan membanggakan orang tua. Disaat semester pertama saya tidak mendapatkan juara bahkan ringking saya sangat jelek yaitu 15, disemester kedua kelas X saya mendapatkan  ringking  yang jelek. Ketika semester dua diadakan tes IQ, dan hasilnya pun menyarankan IPS dan dipertimbangkan IPA, karena orang tua saya menginginkan saya untuk menjadi dokter, saya menurutinya saya memilih IPA, tetapi karena memang bakat saya tidak di IPA saya pindah IPS, mungkin juga suatu saat nanti saya dapat meraih prestasi di jurusan tersebut. Kelas XI semester ganjil ringking meningkat dan di kelas XI semester genap juga.
Saat kelas XII lah perjuangan saya dimulai. Disekolah diadakan bimbingan tetapi, saya tidak puas, saya berinisiatif untuk mengikuti bimbingan belajar lain, sejak mengikuti bimbingan, ada peningkatan. Jarak LBB dengan kosan saya lumayan jauh, perlu naik angkutan umum. Sering saya berangkat telat karena tidak ada angkutan, sering pula saya kehujanan, kepanasan, melewati banjir, untuk pergi ke tempat bimbingan. Semester pertama ringking melonjak menjadi 4, tetap harus lebih ditingkatkan lagi. Disemester kedua perasaan saya bimbang menentukan pilihan PTN, kemudian saya konsultasi dengan konselor, guru BK, tapi saya masih ragu, akhirnya saya memantapkan memilih PGSD karena nasihat guru Akuntansi disekolah. Karena juga orang tua saya juga menginkan saya menjadi seorang guru, dan saya juga tidak keberatan atas permintaan orang tua saya, toh guru adalah pekerjaan yang sangat mulia, akhirnya saya memilih PGSD sebagai pilihan pertama. Sampai akhirnya minggu tenang menjelang UN, bersama guru dan teman-teman saya melakukan ibadah, setiap sujudnya. Saya merasa sangat dekat dengan Tuhan, tak terasa tetesan air mata berkucuran, karena disaat itu saya membayangkan dua wajah orang tua, wajah senyuman manis saat saya menerima ijazah. Saya selalu yakin bahwa hasilnya pasti baik. Karena semua terbentuk dari sebuah keyakinan. Beberapa bulan menunggu hasil pengumuman UN dan Pengumuman jalur undangan masuk PTN. Saya memanfaatkan waktu dan mengikuti intensive SBMPTN di LBB , karena saya orangnya khawatir, saya takut jika hasilnya kurang memuaskan kemudian saya cari tempat kos. Pengalaman yang terlupakan yakni tepat hari senin saya kembali kekota untuk mengikuti bimbingan, saat itu saya naik angkutan menuju kota, tepat didepan pabrik sebuah mie instan si angkutan mogok dan sampai berjam-jam tidak bisa hidup karena kemasukan air maklum kota industri sehingga sering terjadi banjir, saya sempat menangis saat itu, tanpa berfikir panjang kemudian saya turun lalu dari angkutan, saya berjalan melawan arus untuk menuju LBB, entah air mata keluar dari dua mata saya, sempat terbesit dalam hati saya "beginikah perjuangan seorang yg ingin mencari ilmu, semoga perjuanganku tak sia-sia". Cukup panjang genangan air yang saya lewati, ditengah kemacetan yang menghiasi kota tercinta. Akhirnya semua terbayar dengan hasil yang cukup memuaskan, yakni pengumuman UN saya dinyatakan lulus, saya melihat nama saya ada dinomor urut satu dari 10 terbaik.      Kabar bahagia tak hanya sampai disitu saja, tanggal 27 Maret 2013, dikumpulkannya murid semua murid LBB, saat pukul 5 sore semua murid membuka laman jalur undangan, tinggal saya yang belum membuka, saya menyuruh ibu saya untuk membukanya disana, tetapi karena beliau masih kerja, saya langsung mulai memasukkan nomor pendaftaran dan password, lalu saya lihat warna hijau yang muncul, dan bertuliskan "Selamat Anda diterima" seketika saya sujud syukur, beberapa menit kemudian ibu saya menelfon dan mengatakan yang sama. Disaat hujan rintik-rintik pulang, jarak yang cukup jauh dari jalan raya dan saya tetap jalan, saat didepan LBB dipanggil oleh tentor dan diantarkan sampai jalan raya. Syukurlah masih ada angkutan. Saat penerimaan ijazah tiba, kedua orang tua saya spesial pulang dari negeri jiran untuk menghadiri pelepasan, setelah serah terima ijazah, kemudian pengumuman prestasi-prestasi akademik, nama saya dipanggil diurutan nomor satu, saya naik keatas panggung dan disusul ayah saya, saat diberikannya tropi dan penghargaan, momentum yang sangat bahagia, tak akan pernah terlupakan, terbayar sudah perjuangan yang saya lakukan. Sesungguhnya keberhasilanku tak luput dari orang tua dan keluargaku tersayang. Terimakasih, aku sayang kalian. :*

Sesuai dengan ketentuan PTN, orang tua hadir untuk menentukan UKT. Karena rumah yang jauh sehari sebelum, tanggal pelaksaan sudah berangkat kesana, 8 jam perjalanan bukan waktu yang sebentar. Sampai akhirnya saya sampai di PGSD, di kampus kebanggan, kampus perjuangan. Saya bangga dapat masuk di PGSD, saya berkata "Disinilah aku ditempa, hingga aku menjadi guru pendidik anak bangsa." Saya akan memanfaatkan apa yang sudah saya dapat, saya tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan orang tua saya, perjuangan yang saya rintis sejak kecil hingga sampai di PGSD Universitas Negeri di Indonesia. Pesan saya, jangan patah semangat untuk menuntut ilmu, apapun itu resiko, halangan yang menerpa, gunakan kesempatan sebaik mungkin dan. Keinginan yang kuat untuk meraih kesuksesan ditentukan oleh besarnya mimpi dan kekuatan untuk mengatasi kekecewaan yang pernah dialami, karena Tuhan telah merancang kesuksesan setiap manusia

0 komentar:

Posting Komentar

 
MAANYAN © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top