Pertama
kali saya sekolah yaitu, ketika saya masih berumur 5 tahun. Saya sekolah di
sebuah sekolah taman kanak-kanak yang tidak jauh dari rumah. Semenjak kecil,
saya suka mengikuti berbagai lomba seperti menggambar, menari, menempel dan
lain-lain. Saya belajar di taman kanak-kanak selama 2 tahun.
Setelah
saya lulus dari taman kanak-kanak, kemudian saya melanjutkan kesekolah dasar
negeri yang tidak jauh dari rumah saya. Disana saya mulai meningkatkan prestasi
saya, yaitu dengan cara terus belajar. Bukan hanya belajar saja, melainkan saya
sering mengikuti berbagai ekstrakulikuler seperti, bulu tangkis dan pencak
silat.
Setelah
itu, saya mulai masuk sekolah menengah
pertama. Awalnya saya merasa sedih ketika saya tidak lolos dalam pilihan
pertama, namun saya tetap bersyukur karena saya masih diterima di pilihan yang
kedua ketika daftar sekolah menengah pertama. Saya yakin bahwa dimanapun kita
belajar dengan sumgguh-sungguh pasti kita akan mendapatkan ilmu yang barokah
meskipun tempatnya berbeda. Disanalah saya mulai belajar bersungguh-sungguh
karena saya tidak ingin mengecewakan kedua orangtua saya yang rela membanting
tulang siang dan malam untuk menyekolahkan saya.
Ketika
sudah menginjak sekolah menengah atas, awalnya saya mendaftar disebuah sekolah
yang cukup jauh dari rumah. Dan sepertinya ibu saya tidak setuju jika saya
sekolah yang terlalu jauh dari rumah. Sebab di dekat rumah saya ada sebuah
sekolaan swasta beserta pesantren. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak
mendaftarkan diri saya di sekolah yang cukup jauh dari rumah. Sebab, pada waktu
itu saya tidak memiliki kendraan sendiri, sedangkan ayah saya bekerja sehingga
tidak dapat antar jemput saya. Meskipun sekolahan swasta, bukan penghalang saya
untuk terus meraih mimpi dan belajar.
Setelah
lulus dari sekolah menengah atas, saya
berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjeng perguruan tinggi. Tapi, pada waktu
itu ada sebuah penghalang yaitu ayah saya selalu sakit. Sehingga beliau jarang
kerja dan uang untuk saya masuk kuliah digunakan untuk membiayai pengobatan
ayah saya yang cukup besar. Sesekali orangtua saya memberikan pengertian
terhadap saya. Bahwa untuk sementara ini sebaiknya saya tidak kuliah karena
tidak adanya biaya untuk kuliah. Tetapi saya tetap memaksa untuk ingin terus
melanjutkan ke perguruan tinggi bagaimanapun caranya. Untung saja ketika saya
menduduki sekolah negeri atas saya sudah mulai mencari berbagai beasiswa
bersama teman-teman saya.
Awalnya
saya merasa sedih karena saya tidak lolos dalam perguruan tinggi yang saya
inginkan. Kemudian saya tidak menyerah untuk terus belajar dan berdoa agar saya
lolos ke perguruan tinggi walaupun melalui tes. Semangat saya tidak pernah
pudar meskipun awalnya saya tidak lolos. Sekian lama saya menunggu, akhirnya
Tuhan mengabulkan doa saya. Akhirnya saya diterima di sebuah perguruan tinggi
negeri. Bukan hanya itu saja, ternyata saya juga diterima di sebuah perguruan
tinggi di luar kota dan kedua-duanya ialah beasiswa. Disitulah saya harus
memilih dan merelakan salah satu perguruan tinggi, karena tidak mungkin saya
sekolah di dua perguruan tinggi. Dan akhirnya saya memilih perguruan tinggi
yang tidak jauh dari rumah. Karena saya tidak ingin jauh dari kedua orangtua
saya. Dan disinilah saya mulai belajar dengan sungguh-sungguh untuk menjadi
seorang guru sekolah dasar yang mampu mencerdaskan siswa-siswi sekolah dasar
sebagai penerus bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar