Walaupun Anak Desa Pasti Bisa !
Saya lahir di
tengah-tengah keluarga yang sederhana di daerah timur. Saya tak memiliki
keistimewaan hanya niat yang saya punya. Niat saya adalah ingin bersekolah
setinggi-tingginya agar dapat menjadi orang sukses dan membahagiakan kedua
orang tua saya.
Saya berasal dari desa
yang terpencil di salah satu kabupaten. Riwayat pendidikan dimulai pada saat
saya masih TK, TK suasta di desa yang jaraknya tidak jauh dari rumah, cukup
dengan berjalan kaki saya dapat bersekolah dengan teman-teman. Awalnya di antar
oleh ibu namun lama-kelamaan saya kesekolah sendiri dengan teman-teman sekolah
yang rumahnya di dekat saya. Saya bersekolah TK selama 3 Tahun.
Sekolah Dasar yang saya
tempuh juga berada di desa. Teman-teman Sekolah saya rata-rata dari golongan
menengah kebawah. Saya bersekolah SD selama 6 Tahun
pada 2007 saya lulus SD dan ingin melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di
kecamatan bukan di desa, namun keinginan saya pupus sudah di karenakan jarak
SMP yang saya maksud terlalu jauh dan tak ada kendaraan bermotor yang dapat
orang tua saya gunakan untuk mengantar kesekolah. Akhirnya saya putuskan untuk
sekolah di daerah saya, di desa sebrag.
Untuk menuju sekolah
saya menggunakan sepeda. Setiap hari menggoes sepeda kesayangan saya untuk
pergi kesekolah. Berangkat dari rumah saya masih segar namun ketika sudah sampai disekolah saya sudah berkeringat
dan lelah. Setiap hari saya berolahraga seperti itu untuk belajar agar dapat
mencapai cita-cita saya. Kadang kala terasa kesal karena harus seperti itu
setiap hari namun saya sadar bahwa saya harus menjadi sukses dan dapat
mengharumkan nama keluarga.
Hari demi hari saya
lalui dengan semangat. Pada saat SMP kelas IX saya menjadi Kapten salah satu
bidang olahraga karena kemampuan saya dalam olahraga volly cukup baik menurut
guru Olahraga di SMP. Pada kelas IX semester akhir orang tua saya membeli
sepeda motor. Mulailah saya kesekolah membawa sepeda motor. Tiga tahun berlalu
dan saya lulus SMP pada tahun 2010.
Awalnya saya bingung
untuk melanjutkan kemana, namun guru saya menyuruh untuk masuk salah satu SMA
favorit yang ada dikota. Guru saya yang mendampingi untuk mendaftar sekolah
beserta ayah menggunakan mobil pribadi guru saya tersebut. Alhamdulillah saya
diterima di SMA favorit tersebut, awalnya tak menyangka karena anak desa
seperti saya dapet sekolah dikota. Namun di SMA saya tak dapat mengembangkan
kemampuan saya dikarenakan pulang sekolah harus langsung pulang kerumah jadi
saya tidak bisa bergabung dalam Ekstra yang saya inginkan. Orang tua saya menyuruh
saya langsung pulang karena tidak ingin terjadi apa-apa pada saya. Jika saya
ikut ekstra tersebut saya pasti pulangnya malam dan orang tua saya tidak suka
karena jarak rumah dan sekolah yang sangat jauh di tambah saya adalah anak
perempuan yang tinggal didesa yang tak padat penduduknya.
Pada saat saya kelas X terasa biasa saja namun
setelah naik kelas XI saya merasa senang karena saya masuk kelas Bilingual yang
isinya adalah murid-murid yang mempunyai kemampuan di atas murid lain.
Rata-rata teman satu kelas berasal dari SMP favorit di kota, namun saya tidak
malu dari mana saya berasal malah saya bangga karena orang seperi sayapun dapat
masuk dalam kelas yang isinya orang-orang pintar dan berkelas. Persaingan
didalam kelas XI sangat ketat karena semua muridnya bersaing untuk menjadi yang
terbaik termasuk saya. Kelas XI berlalu kemudian naik kekelas XII yang semua
murid yang berasal dari kelas bilingual dibangi rata kesemua kelas.
Saya mendaftar SNMPTN
di salah satu Universitas ternama di kota lain. Penuh perjuangan untuk
mendaftar kuliah tersebut. Yang peling membingungkan adalah saya akan mendaftar
di fakultas apa dan jurusan apa. Kemudian saya melihat potensi di desa saya
karena saya ingin memajukan daerah saya sendiri sebagai serah yang minim
fasilitas namun tak minim ilmu pengetahuan. Dan di daerah saya terdapat banyak
SD namun tenaga pengajarnya kurang oleh karena itu saya ingin menjadi guru SD
agar dapat mengajar SD yang ada di daerah saya. Bukan hanya karena itu saya
ingin jadi guru saya juga ingin memperbaiki nama keluarga saya, yang awalnya
keluarga petani sekang akan ada saya yang berpangkat guru.
Saya mendaftar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Program Study Pendidikan Guru Sekolah Dasar di
Universitas tersebut. Ujian akhir sekolah selesai selanjutnya unjian praktik
dan yang terakhir ujian nasional. Semua berakhir dan saaya di nyatakan lulus
dari SMA pada tahun 2013.
Hal yang paling saya
tunggu-tunggu tiba yakni pengumuman hasil SNMPTN. Alahamdulillah saya diterima
dan sampai sekarang saya telah menjadi Mahasiswi di Universitas yang saya tuju.
0 komentar:
Posting Komentar